Satu menit… satu jam… tiga jam..
Aku menunggu semua keputusan dari hatiku. Aku benar-benar gila memikirkan semua ini. Di satu sisi aku ingin sekali datang ke bali. Mungkin untuk melihatnya terakhir kali sebelum aku benar-benar melupakan dia. Aku memutuskan untuk ke kamar trea. Ketika aku membuka pintu kamarnya. Kulihat trea sedang membaca al-quran.. aku benar-benar sangat tersentuh ketika kudengar suara trea.. hatiku langsung terpaku. Setelah kupikir. Sudah lama aku tidak pernah lagi berkomunikasi pada tuhanku.. kurasa semenjak mamahku meninggal.. y.. mungkin sampai sekarang aku masih sangat tidak rela kehilangan seorang mamah dari hidupku. Itu yang membuat ku menghujat tuhan, dan aku tidak mau berkomunikasi dengannya lagi. Sebagai bentuk protesku pada tuhan
Trea sudah berhenti mengaji dan aku masih berdiri di depan kamarnya. Trea melihatku.. dan tatapannya.. menenangkan hatiku…trea menarikku lembut ke tempat tidurnya.. aku langsung menagis lagi di hadapannya..
“lo tetep ga bakal bisa boongin hati lo heid.. lo masih syang banget sama dia.. dan gue bisa liat itu sekarang” trea berbicara padaku sambil mengusap rambutku lembut. Dan aku masih terdiam sambil terisak.
Trea masih belum berkata apa-apa lagi. Dia membiarkanku untuk tenang, sampai akhirnya dia menanyakan keputusanku
“apa yang lo mau lakuin sekarang?”
Aku masih terdiam
“Heidi.. tuhan yang menciptakan manusia aja bisa ngasih kesempatan ke manusia untuk bertaubat.. sejahata apapun itu, tuhan masih bisa ngasih ampun.. tapi kenapa lo ga bisa?”
“gue..gue masih belom bisa nerima semua ini tre…” kataku sambil terisak
“heid.. nobodies perfect in this world. Semua yang lo alamin.. pahit manisnya hidup itu adalah pelajaran untuk lo.. bukan hanya elo. Gue juga pernah ngalamin kaya gini.. bahkan gue yakin. Semua orang pernah ngalamin hal kayak gini..”
Aku melepaskan pelukan trea, aku sadar sekarang. Memikirkan kata-kata trea tadi, trea mungkin benar.. dya pantas menerima kesempatan kedua dariku.
“tre.. lo mau bantuin gue?” aku bertanya padanya
“apa?”
“gue.. gue bakal nemuin dya, gue bakal berangkat ke bali, tapi lo mw nemenin gue?”
Kulihat ada ekspresi kaget di wajah sahabatku ini. Tapi akhirnya dia mengangguk. Dan aku memeluknya dengan sangat erat
“thanks tree..lo bener-bener the best” kataku sambil tersenyum
Aku harus berani menatapnya. Harus. Karna trea benar.. seseorang pantas untuk di kasih kesempatan ke dua.. dan aku akan memberikan kesempatan baginya….
To be continued...
0 comments:
Posting Komentar