Bintang tenggelam perlahan satu per satu. Aku masih berusaha mengepakkan sayap, mencoba untuk mengatur kakiku di atas awan. semakin aku terbang jauh .. keinginanku untuk lebih jatuh semakin dalam, kurasakan kakiku gemetar, dan aku merasa ada sesuatu memukul sayapku .. patah .. tubuhku yang ringan terjatuh dari awan hitam yang susah payah kudaki. Tidak butuh waktu tiga detik, tubuhku terjatuh kedalam lembah hitam.
Aku berhenti mengerang saat alec menyentuh bahuku, senyuman menghiasi malamku dan menghangatkanku sejauh ini. tapi dia tidak sendirian saat ini .. wanita yang ada di balik itupun ikut tersenyum, bukan senyum aku inginkan. tetapi tersenyum mengejek dia telah menunjukkan kepadaku sebelum malam ini. Aku benar-benar tidak tahan dengan semua ini. Dia selalu muncul dalam hidupku. Aku harus melakukan sesuatu untuk menyingkirkannya. tidak hanya dalam hidupku dan Alec. tapi dia benar-benar harus dihancurkan. dan tidak ada yang harus tahu semua ini, termasuk tunanganku sendiri. dia harus mati, dan ya, aku akan membunuhnya, keu tidak pernah menyangka bukan? jika seorang gadis sepertiku dapat melakukan hal kejam seperti ini, memang benar, aku seorang pembunuh berdarah dingin, darah psikopat yang mengalir dalam tubuhku, Anda benar-benar tidak pernah mengiranya? dia akan mati, di laut.
Dia datang ke bali, sesuai dengan apa yang kurencanakan, tiket pesawat telah kukirim untuk dia atas nama alec, berulang kali aku telah mengatur jadwalnya agar sama dengan jadwalku, dan dia akan menginap di hotel yang sama tempat kami berlibur. aku ingin semuannya sesuai rencanaku. aku tidak ingin semua gagal.jika kau ingin tahu tentang wanita itu, akan aku jelaskan dengan senang hati. wanita sialan itu adalah masa lalu tunanganku, sepotong kenangan yang nyaris menghancurkan semua masa-masa indah ku bersama alec, dan dia tidak akan pernah bisa hilang, seperti relief di batu meskipun debu telah menutupinya, dan membunuh dia adalah jalan satu-satunya, aku tidak bisa menerima jika dia merebut alec dariku lagi. Tidak akan!!
kami mengambil semua barang-barang kami di lobi, seketika itu aku melihat dia, bersama dengan senyuman sinis nya, aku melirik alec, dan dia hanya terdiam, aku benar-benar sudah muak dengan tingkah laku wanita itu, kalau aku tidak sadar kalau dia adalah calon yang ku bunuh, aku sudah akan meninju dia, aku tidak peduli kalau alec melihat hal itu, alec melihat raut wajahku berubah, dan seketika itu juga alec menarikku untuk menuju kamar kami, tanpa berkata apapun aku hanya mengikuti langkahnnya, dan wajah wanita itu masih menatap kami.
Jam menunjukan pukul 2 pagi, tapi bali tetap sama seperti siang hari, kota itu seperti tidak pernah mati, aku masih terjaga dalam pelukan alec, kami hanya terdiam, sesekali kurasakan kecupan bibirnya di rambutku, aku merasakan sangat nyaman, sampai seketika alec menarik lembut wajahku dan mencium bibirku, aku pun membalas ciumannya, kami terus tetap berciuman sampai kami mendengar ledakan yang keras diluar, ledakan seperti bom, kami berhenti berciuman dan terkejut, ledakan itu terdengar dua kali, dan ledakan terakhir lebih keras dari ledakan pertama.
alec menatapku bingung, aku tahu pikirannya. dia masih memikirkan gadis sialan itu, alec beranjak keluar, dan aku menahan kepergiannya, aku berteriak padanya, sangat histeris, oh tuhan!! alec masih mencintai wanita itu!!
alec, menarik tubuhku kedalam pelukannya, aku masih terisak, aku benar-benar sangat rapuh, rasanya aku ingin membunuh dia juga, tapi desahan napas lembut alec menenangkanku.. aku berpikir kalau aku harus mecoba mempercayainya, dia menarik tanganku lembut ke tempat tidur, dan dia berjanji kalau dia akan menemaniku di sini sampai aku bangun.
harum gladiol yang kucium masih melekat dalam ingatanku, kami melihat pemandangan yang sangat mengerikan, pantai kuta yang awalnya menjadi panorama kini menjadi seperti bantar gebang, penuh dengan mayat-mayat dan serpihan-serpihan kayu, ya, ledakan tadi malam yang kami dengar adalah ledakan bom, dan itu tidak jauh dari tempat hotel kami. kudengar gadis itu sedang berada di pantai ketika peristiwa itu terjadi. aku benar-benar tidak menyangka dia masuk dalam daftar pencarian orang hilang! bahkan aku belum membunuhnya.
saat kulihat mata alec, tatapan matanya seakan menjawab pertanyaanku, dan ya, dia masih mencintai gadis itu, tapi genggaman tangannya mengisyaratkan kalau rasa cintanya padaku lebih besar daripada untuk dia, dan untuk kali ini aku mencoba percaya padanya, aku sadar dia telah memilihku dan bukan gadis itu. sekali lagi dan untuk terakhir kalinya aku mencium gladiol itu, dan kubiarkan dia mengapung bersama bunga-bunga yang lain, aku menggenggam balik tangan alec, dan membiarkan dia menuntunku, untuk jalan kearah sinar matahari yang terang.
created by
_v evily drace_
0 comments:
Posting Komentar