The new one

     Aku benar-benar tidak menyangka semua ini terjadi..kuharap ini mimpi..ya. hanya mimpi.. tapi semua mayat..kobaran api..dan luka di tanganku membuatku sadar kalau semua ini benar-benar terjadi….
       Setelah peperangan yang melibatkan Newborn Army  itu, aku diselamatkan oleh vampir itu yang masih kuingat dia bernama carlo.dia menyelamatkanku dan membawaku ke pojok agar aku tidak bisa melihat peperangan itu lagi sampai ketika aku bertemu clan lain yang bernama volterra, mereka tahu aku seorang manusia, dan itu membuatku sangat takut sekarang. Aku akan mati atau mungkin tubuhku sudah menjadi santapan mereka. Aku masih ingat mata merahnya, rambut simple dan dia sangat dingin, evilyz..kurasa itu namanya. Dia adalah yang tersadis diantara anggota yang lain. Bahkan aku dengar dia mendapatkan sebutan sebagai ‘the black rose’ di kalangan vampire karena kesadisannya, menurutku. Jubahnya yang sangat gothic, seperti yang pernah aku lihat sebelumnya bersama Decta. Keempat vampir yang berjubah yang saat itu sedang berbicara kepada perempuan itu, maksudnya sangat terlihat jelas wajah mereka sekarang.
aku sangat bersyukur aku tidak akan di bunuh oleh mereka.saat itu, ketika aku dibebaskan dari tangan Volterra, penegak hukum bagi vampir. Kemudian, vampir muda yang sangat tampan dan kurasa dia punya nilai lebih daripada david.pria itu membawaku mengantar ke menara di Voltera,Italia.

“draco, bisakah kau lebih keras menanganinya?” suara itu keluar dari mulut evilyz.

Yeah, draco. Sekarang aku tahu namanya. Kurasa dia lebih halus daripada wanita itu, tetapi kekuatannya yang bisa memutus indera yang aku lihat tadi ketika dia menyerang salah satu musuh tadi sangatlah lebih sadis daripada evilyz. Aku menatap matanya, kurasa ada sesuatu pada dirinya yang mirip sekali dengan evilyz, aku berpikir bahwa mereka adalah saudara kembar dan ternyata benar, aku masih ingat dulu dia pernah menjawab perkataan evilyz ketika mau membawaku  ‘putuskanlah, saudariku’. Saudari? Berarti benar perkiraanku. Mereka adalah saudara kembar.
Aku tidak berani memandangnya lagi, kurasa disini aku sangat bersalah besar. Tapi apa? Aku memang tidak tahu apa-apa. Aku benar-benar tidak sengaja melihat peperangan itu. Seandainya Decta masih hidup, mungkin dia sudah menyelamatkanku dari vampir-vampir sadis ini, aku bisa melarikan diri dengan Decta ke tempat yang sangat jauh. Tapi mungkin inilah akhir hidupku,kurasa bukan hidup, tapi kehidupan baru setelah bersama mereka.

“Oh, inikah manusia itu?” Aro bertanya sambil menatap mataku ketika aku masuk ke dalam ruangan yang sangat megah, seperti ruang istana kurasa, dia masih menatapku. Dan tatapannya terasa aneh bagiku.
“Yes, master.. kami mebawa manusia ini untuk dijadikan anggota kita. Sesuai yang kau perintahkan” jawab evilyz dengan lembut

Apa? ‘dijadikan anggota kita’. Aku tidak mengerti, apa aku akan melayani mereka? Ataukah aku akan disiksa mereka? Aku diam tanpa kata, hanya diam dan takut yang kurasakan. aku Sangat takut berada diantara vampir-vampir kejam seperti mereka. Apa yang mereka pikirkan? Padahal saat itu evilyz ingin sekali dia membunuhku.

“Good job, my dear! Aku sudah tahu bahwa gadis manis ini bisa kita andalkan, dan dia bisa membantu kita untuk penyerangan suatu saat. draco, siapkan baju untuknya dan antarkan ke kamarnya. Aku mau bicara dengan evilyz.” perintah Aro pada draco.
“Baik master.” Jawab draco dengan ramah dan patuh pada Aro

***
draco menuntunku ke suatu ruangan di dalam menara. Aku masih dengan wajah ketakutan dan sangat stres. Kami tiba suatu ruangan yang sangat besar. Di setiap sudut terdapat lemari yang sangat tua dan ruangan itu begitu tertutup, tak ada sedikitpun cahaya yang menyinari ruangan ini.

“Bisakah kau lebih rileks sebentar?” suara lembut itu menyuruh diriku diriku.
“Ye-eaah..I will try..” jawabku gugup     
“Kau bisa memakai jubah saudariku di lemari dan memakai perhiasannya, aku tunggu di luar ruangan segera.” Suara draco masih menyeru di pikiranku. Berbeda, dia begitu ramah, seperti Decta yang selalu menuntunku.
Aku membuka lemari dan mencoba satu per satu jubah yang ada. Semua ini milik evilyz? Ataukah milik anggota yang lain juga? Kurasa hanya ini hanya milik evilyz,dari kulihat  ukurannya yang  kecil dan simple, tubuhnya hanya pas dengan evilyz.dan  Wow! Ini sangat mengagumkan. Akhirnya aku menemukan satu jubah yang cocok denganku walaupun ukuran tinggi yntukku dan  jubahnya terlalu panjang buatku yang lebih kecil dari evilyz. Aku segera keluar untuk menemui draco.
“ kau sangat pantas memakai jubah saudariku.” Katanya sambil memandangi diriku dari atas sampai bawah.
“Thanks, draco.” Kataku pada draco dengan sedikit bibir melebar.
“Kau akan tampak sempurna jika rambut panjangmu digulung seperti saudara kembarku. Kau bisa minta bantuan pada Renata.” usulnya.
“Renata? Siapa itu? Apakah dia juga salah satu anggota kalian?.” Tanyaku penasaran.
“Ya, dia sebagai perisai Aro di volterra, pelindung bagi tiga master disini. Aku akan mengantarmu menemuinya.” Jawab draco dan menerangkan sedikit personality tentang Renata.

***

“Wow, inikah gadis  yang tidak tahu apa-apa itu?.” Wanita itu bertanya dengan pandangan sinis.
“Ya, dia satu-satunya manusia yang melihat semua peperangan itu, Carlo meminta kami untuk memberinya kesempatan dan Aro menyuruh kami menjadikan Clan kita. ” jelas draco.
“Baiklah, kau bisa duduk didepanku sementara aku kan membuat wajahmu sesadis kami.” Kata Renata padaku.
Akupun duduk sementara Renata menggulung rambut panjangku dan merias wajahku. Lagi-lagi aku hanya diam, rambutku sangatlah panjang diantara mereka. Kami hanya terdiam. Ragu-ragu aku mencoba melontarkan pertanyaan pada Renata.

“Bolehkah aku bertanya padamu?” tanyaku pada Renata
“Apa yang ingin kau tanyakan?” jawab Renata yang memberi kesempatan padaku.
“Apakah kalian semua disini mengabdi kepada Aro? ” tanyaku sedikit ragu.
“Ya, dialah pemimpin kami. Aro, Marcus dan Caius adalah pemimpin di volterra.” jawab Renata kepadaku.
“Jadi, seandainya aku telah dirubah menjadi..seperti dari kalian..apa nantinya aku juga akan mengabdi kepada Aro seperti kalian?” tanyaku lagi untuk memastikan keadaan.
“hahaha…itu bukan seandainya. Kau sudah masuk kedalam kehidupan kami. Dan tidak ada jalan selain kau harus menjadi bagian dari kami. Dan ya. Setelah kau berubah kau Harus mengabdi kepada mereka, karena hidupmu sudah ditangan kami” Jawab Renata mulai sedikit ramah.
“Apakah Aro seperti Vecta?” tanyaku lagi, mungkin pertanyaan terakhir.
“Aku tidak begitu mengenal wanita itu. Yang jelas Aro hanya menegakkan kebenaran disini dan menghukum bagi yang melakukan kesalahan ketika melanggar hukum yang telah kami buat dan semua yang ada disini..baik aku,evilyz,draco ataupun yang lainya adalah guardian dari volterra, dan kami hanya membantunya melaksanakan tugas. Di dalam hukum kami, manusia yang melihat peperangan vampire harus mati atau dibunuh, tapi kau beruntung bree,  evilyz tidak jadi membunuhmu.” Renata menerangkan padaku sambil membenahi riasanku.

“Thanks Renata, kau telah bersedia menjawab pertanyaan konyolku.” Senyumku pada Renata.
“Yeah, sekarang kau bisa keluar, draco akan mengantarmu ke ruangan istirahat” Perintah Renata kepadaku.

***
Aku keluar dari ruangan, draco sudah berada di depan pintu untuk mengantarku untuk ke dalam suatu ruangan. Tak tahu kenapa setiap aku berpandangan dengannya,  dia serasa aneh bagiku. Dia bisa membuatku melayang.

“Bree, kau mirip dengan evilyz. Kau sangat cantik” puja Alec padaku.
“terimakasih draco.” Jawabku masih dengan rasa takut.
“hahaha…sudahlah. Apa aku terlalu menakutkan bagimu? Sehingga kau selalu takut ketika melihatku?”
“uhmm..tidak..aku..aku hanya gugup” jawabku
“aku bisa merasakan itu” jawabnya sambil mengggandeng tanganku. Kurasakan tangannya yang dingin dan kaku begitu erat. Tidak sampai 5 menit kami sudah sampai di atas menara volterra. dia membukakan pintu untukku. Dia menuntunku untuk masuk.
“kau bisa beristirahat disini, jika kau butuh apapun,aku selalu ada disini”
“thanks draco” kataku
“tidak masalah” dia tersenyum, dan jujur. Itu senyuman termanis yang pernah kulihat.
draco menutup pintu kamar, kulayangkan pandanganku ke dalam ruangan, semua ruangan itu berlambangkan volterra.aku terlihat wajah evilyz, tatapannya yang sangat dingin dan mati begitu menakutkanku, aku tidak tahu berapa umurnya sekarang. Evilyz adalah wanita yang paling muda dan kecil di antara guardian voltera, tapi kesadisannya untuk membunuh lebih kuat dari yang lainnya.apa evilyz tidak jadi membunuhku karena aro melarangnya? Aku tidak tahu semua itu, Aku terlalu lelah untuk berpikir panjang. Kuputuskan untuk tidur.
    Setelah lama ku tertidur. Aku tersentak dalam tidurku, kulihat draco sudah disampingku. Aku benar-benar bingung melihat tatapan matanya,tapi aku hanya diam.
“maafkan aku telah membangunkanmu”
“apa yang kau lakukan disini?” aku bertanya bingung.
draco memegang tanganku. Kurasakan belaian lembut tangannya, perlahan dia mendekati tubuhku
“aku harus merubahmu..aro yang memutuskan semua itu” dia berbisik
“apa harus secepat itu?”
“ya. Kami tidak ingin kau terlalu lama..seperti ini. aro sudah mengirim aku untuk merubahmu, dan aku harus melakukannya”
“aku..aku takut..” kataku pelan
“shh…” dia menaruh jari telunjuknya di bibirku. “aku tidak akan menyakitimu. Aku akan melakukan semua itu selembut mungkin”
“kau yakin?”
“bisakah kau mempercayaiku?”
draco menatapku, tatapan matanya yang hitam membuatku sadar kalau dia tidak dalam keadaan lapar. Aku mengangguk.
“tutup matamu” katanya
Aku menurut. Kurasakan draco menyentuh lembut wajahku dan mendekatkan wajahku ke wajahnya. Perlahan dia mencium bibirku lembut. Aku tersentak dengan perlakuannya. Tapi pegangan tangan draco di tanganku membuatku tidak bisa bergerak jadi kubiarkan dia seperti itu. Dan akupun menikmatinya. Dia melepas ciumannya dan beralih ke leherku. Dia mencium lembut leherku. Dan kurasakan taringnya menusuk leherku. Aku berteriak kesakitan. Kurasakan sakit yang sangat dalam tubuhku. Dan tidak lama kemudian aku tidak sadarkan diri.

               Entah  hari sudah pagi atau malam..Aku tersentak  terbangun. Kulihat bekas darah masih ada di leherku. Dan bekas gigitan daco…masih berbekas di leherku. Aku benar-benar tidak bisa mempercayai semua ini. Aku sudah mati!! Dan aku telah berubah menjadi vampir.aku berlari kearah kaca dan benar. Kaca itu tidak menampilkan lagi bayangan diriku. Aku benar-benar sudah mati.
“itu sangat percuma. Kaca tidak akan mungkin bisa Melihatmu”
Aku berbalik, kulihat renata sudah berada dalam kamarku, tanpa banayak bicara, renata menarik tanganku
“cepat ganti bajumu. Semua sudah menunggumu di luar” renata mengambilkan satu gaun untukku. Dan dia menungguku untuk ganti baju.ketika aku keluar dari ruanganku dengan renata. Kulihat draco sudah menungguku. Dia tersenyum saat melihatku. Teringat denga apa yang kami lakukan tadi malam. aku hanya terdiam melihatnya.
“sudahlah..aku juga sangat menikmatinya” draco tersenyum.
“aku tidak mau mengingat itu..” kataku pelan

draco tertawa pelan “sudahlah. Kita harus cepat. Mereka sudah menunggu kita” ajaknya sambil mengarahka jalan padaku.

***
Kami kembali ke ruangan Aro, Aku berjalan dengan draco serasa nyaman seperti berjalan dengan Decta. Alec mengarahkanku hingga akhirnya kita sampai di ruangan Aro.

“Kemarilah, putriku” seru Aro padaku.

“Maafkan aku, aku tidak akan dihukum lagi kan? Beri aku kesempatan.” Pintaku pada Aro.

“Tenanglah, aku yang memutuskan untuk mengajakmu untuk bergabung disini. Aku sudah menganggapmu sebagai putriku. Dan kau sudah menjadi bagian dari kami. Tapi dengan syarat, kamu harus mengabdi sebagai volterra clan dan mengandalkan kemampuanmu bagi kami.” Kata Aro.

“Kemampuanku?Apa kemampuanku?” tanyaku sangat penasaran.

Kemampuanku? Apa itu? Selama ini aku tidak mempunyai hal semacam itu. Teringat yang dikatakan Decta bahwa kelompok lain mempunyai kemampuan yang kita tidak punya. Mungkin seperti evilyz, dia bisa memberi ilusi rasa sakit, atau alice yang katanya bisa membaca pikiran. Atauhkan vampir yang bisa melihat masa depan? Atau seperti Freaky Fred dengan kemampuan konyolnya? Tapi bagaimana denganku? Aku tidak pernah tahu apa kemampuanku, hanya kemampuan konyol kurasa.

“ kemarilah putriku dan felix. Bawakan simbol kalung kita” teriak Aro sambil menyuruh felix memakaikan sebuah perhiasan-kurasa itu kalung  dengan simbol  V.

Aku memandang anggota lain seperti evilyz, Renata, Caius, Marcus, Aro, semuanya memakai kalung itu. Sepertinya itulah salah satu simbol identitas Volterra. Aku selalu terpikir oleh Decta, seandainya dia melihatku seperti ini, apakah dia juga akan menjadi seperti aku?
Setelah itu, Aro menyuruhku pergi bersama draco untuk bisa beradaptasi dengan anggota Volterra lain. draco mengenalkanku kepada Demetri, Chelsea, Heidi, Santiago,dan yang lainnya. Seketika itu dia mengenalkanku pada Felix. Aku ingat benar waktu itu evylz yang menyuruh Felix mengurusku setelah peperangan newborn itu. Aku sangat ketakutan dimana aku hanya bisa menyapanya dengan sedikit senyum ragu.

“kau tidak perlu setakut itu Bree. Aku tidak akan membunuhmu.” kata Felix dengan nada tenang.
“A-aku hanya sedikit ketakutan.” kataku tanpa berpikir panjang.
“kau sudah menjadi bagian dari sini, aku tidak bisa lagi menyentuhmu, karna aro menyuruh kami untuk menjagamu” kata felix
“kau akan menjadi permata di volterra bree” kata demetri
“yeah..bahkan kau bisa menggantikanku sebagai “black rose” suatu saat nanti” lanjut evilyz dengan tersenyum
Aku tidak mengerti apa yang mereka katakan. Aku? Akan menggantikan posisi evilyz sebagai the black rose di volterra? Huh..aku rasa itu tidak akan mungkin terjadi. Mereka hanya bercanda ku kira. Sebelum aku bertanya lebih jauh kepada mereka,draco menuntunku kembali untuk mengitari sekeliling Volterra. Suatu ketika kami berhenti di salah satu ruangan yang sangat indah apakah itu taman atau apa, sepertinya tidak jelas olehku.

“Bree, bisakah kau tidak ketakutan seperti itu?” kata draco tiba-tiba.

“Sorry, aku hanya berpikir aku tidak pantas disini,” jawabku menunduk.

“Aku menatap wajahmu ketika berhadapan dengan evilyz. Kau seperti sangat ketakutan sekarang seolah-olah saudara kembarku akan menyiksamu lagi.” draco meneruskan ucapannya sambil tertawa lembut.

“evilyz? Yeah, kamu tau sendiri dia sangat sadis aku harusnya pantas untuk disiksa oleh dia ataupun dimusnahkan oleh Felix.” pikirku dengan menatap wajahnya.
“Aro memintamu gabung disini pasti karena kau mempunyai ability yang hebat, mungkin lebih sadis daripada saudara kembarku.”jelas draco kepadaku.
“Apa itu? Bisakah kau memberitahuku? Selama ini aku tidak pernah sadar mempunyai kekuatan seperti kalian.” Tanyaku lagi-lagi heran.
draco terdiam sejenak, bau nafasnya sangat simple-seperti vampir biasa. berbeda dengan Decta yang nafasnya berbau rempah-rempah. Aku masih bisa mengingat baunya saat dia pertama kali mencium bibirku.. dan bau itu tergantikan oleh draco tadi malam.
“Mungkin kau bisa bertanya langsung pada Aro, Bree. Suatu saat Aro pasti akan memberitahukan maksudnya untuk mengajakmu gabung dengan kita dan memberitahukan bakatmu.” Jelasnya dengan nada pelan.

Sejenak kita sama-sama berpandangan. Mataku menuju ke mata merah draco, begitupun sebaliknya. Aku selalu membayangkan semua orang seperti ‘Decta’, selalu nama itu yang kupikirkan. Bagaimana perhatiananya draco kepadaku sama seperti Decta. Pikiranku campur aduk. Pertama, aku masih bingung dengan tujuan mereka yang mengajakku bergabung disini. Kedua, mengapa mereka tidak memusnahkanku saja seperti teman-temanku yang lain, yang katanya sudah sangat melanggar aturan, apa gara-gara aku diselamatkan oleh vampir yang sangat bijak, Carlo? Ketiga, aku tidak tahu akhir-akhir perasaanku selalu aneh ketika aku bersama draco. Apakah draco menaruh sedikit perasaan padaku sehingga dia sangat perhatian padaku? Ini yang menjadi hal membingungkan, saudaranya pasti tidak suka aku dekat-dekat dengan draco. dia sangat menyayangi saudara kembarnya itu.
“Bree, kau tidak apa-apa kan? Apa kau memikirkan sesuatu? Ceritakanlah, aku bersedia mendengarkan.” Kata draco mengejutkanku.
“Eh, tidak.. aku hanya melamun.” Kataku cepat
“Oke, kau ada panggilan dari Aro sekarang. Kurasa ini waktunya kau mengetahui semuanya, Bree.” Katanya sambil menengadahkan tangannya untuk menggandengku.
Aku berjalan disamping draco , jubah yang kukenakan seolah-olah sedikit menggannggu perjalananku. Terlalu panjang kurasa, aku berjalan pelan-pelan dan tidak nyaman. Kurasa draco mengetahui ketidaknyamanan itu.
“Kau harus terbiasa mengenakan seperti ini, Bree. Lama-lama kau akan nyaman”, kata draco langsung mengingatkanku.
“Yeah, kurasa begitu.” Kami berdua sama-sama tertawa.

***

“im here master.” Jawabku ketika aku sudah menghadap mereka. Kurasakan mereka menatapku. Bukan tatapan sinis atau kejam. Tapi tatapan yang sangat bangga. Terutam ku lihat itu dimata Aro.
“Kau pasti sudah bertanya-tanya mengapa aku mengajakmu kemari.” Aro mulai berbicara padaku
“Yes, master. Bisa dibilang itu kebingunganku saat ini”, jawabku. Aro tertawa dengan senyumnya yang sangat aneh.
“Kau sangat hebat, Bree! Kau mempunyai segalanya. Sempurna!” kata caius dengan tawanya yang kulihat sangat bahgia.

“Apa itu? Aku tidak mengerti.” Aku menjawab masih dengan wajah ketakutan, sesaat kulihat mata renata dengan senyumnya yang sangat ramah padaku. Baru kali ini dia terlihat senyum ramah, bukan senyum sinis.
“Kau tahu, kau punya bakat yang hebat, Bree!” sahut renata dengan senyumnya.
“Sekarang, jelaskanlah renata.” perintah Aro pada renata.
“Yes, Sir. Bree bakatmu sangat hebat. Kau bisa memanipulasi kekuatan vampir lain. Kau mempunyai kekuatan yang Perfect!” seru renata, sambil menghampiriku.
“Memanipulasi kekuatan vampir lain? Aku masih tidak mengerti..” Kutatap mata renata dan anggota Volterra lain terutama draco.
“Kau bisa menggunakan bakat vampir siapa saja yang kau mau! Kau bisa menggunakan kekuatanku, draco, dan yang lainnya. Bahkan Aro! Kau sangat hebat, Bree!” suara  evilyz yang sangat berbeda, dia seperti kelihatan bangga. Kurasa dia sudah menganggapku bukan musuh lagi. Adik perempuan lebih tepatnya.

“Apakah itu benar? Aku tidak pernah menyadari itu selama ini.”kataku dengan wajah heran.
“Ya, kau belum menyadari karna kekuatan itu masih tersembunyi saat kau masih dalam kondisi manusia. Tapi setelah peperangan, Aro melihat kau mempunyai bakat yang sangat indah!” jelasnya padaku.
“Cukup untuk penjelasan, renata. Sekarang, putriku.  Bisakah kau mencoba untuk membuktikan bakatmu?” tanya Aro dengan membawa seseorang, bukan vampir dan dia sangat ketakutan. Hanya untuk percobaan? Manusia tak bersalah hanya sebagai percobaan untuk mencoba bakatku? Sungguh sangat sadis, tapi apa aku bisa menentang?
“Bagaimana aku bisa menggunakan bakatku? Dan apakah aku harus mencoba ke manusia yang tidak bersalah ini?” tanyaku dengan wajah kasihan dengan manusia itu.
“Cobalah! Tatap mata siapa saja yang ingin kau ambil kekuatannya. evilyz, draco, ataupun aku” Kemudian lanjutkan pandanganmu ke korbanmu!” jelas Aro dengan cara yang sedikit mudah kupahami.
Yang pertama, aku mencoba evilyz. Aku mulai menatap matanya dan sesuatu ada yang aneh pada diriku, aku menatap manusia tak bersalah itu dan mengeluarkan kekuatan evilyz. Tersentak! Kaget aku melihat manusia itu, aku kasihan dan sesegera mungkin aku mengehentikan kekuatanku. Aku teringat betapa sakit diseluruh tubuhku seperti terbakar ketika evilyz memberikan ilusi rasa sakit itu kepadaku beberapa waktu yang lalu.
“Good job, Bree!” seru draco kepadaku.
“kau sungguh hebat! Sekarang cobalah kekuatan yang lain” begitupun kata Aro. Aku memandangi Caius, Marcus dan yang lainnya. evilyz tersenyum padaku seperti sebelumnya dengan senyum kebanggaan.
Yang kedua, aku menatap Aro dengan kemampuannya yang bisa mengetahui isi pikiran seseorang dengan menyentuh tangan. Aku menyalurkan tanganku ke manusia itu, kubaca pikirannya. Dia sangatlah ketakutan dan meminta untuk menghentikannya. Dia seperti memohon-mohon dengan sangat untuk menyelamatkannya. Aku melepaskan tangannya. Tidak tega teru-terus kubaca pikirannya yang seperti itu. Aku meminta Aro untuk melepaskannya.
“aku rasa semua ini cukup master. Aku sudah mengetahui bakatku, bisakah kau melepaskan manusia itu?”  aku meminta kepada Aro untuk membebaskan manusia itu.
“Oh, Bree. Kau berjiwa Carlo. Sangat kasihan kepada manusia. Felix! Urus manusia itu!” kata Aro kepadaku sambil memerintah Felix.
Saat itulah aku merasa senang, tapi juga sedikit bingung dengan bakatku. Aku memohon ke Aro untuk memberiku waktu istirahat di ruang dalam menara untuk memperjelas diriku sekarang. Aku segera keluar dari menara dan berada di suatu tempat seperti yang kutempati bersama draco tadi. Aku diam dan duduk disana, memikirkan tentang hidupku ini. Bisa kutarik kesimpulan, jadi Aro tidak memusnahkanku karena Aro mengetahui bakatku, sehingga Aro meminta evilyz membawaku ke Voltera dan meminta aku untuk gabung bersama  mereka.
Itu yang dapat kusimpulkan , tapi apakah Aro juga akan seperti Vecta? Kurasa kalau itu tidak.  Volterra disini hanya menegakkan hukum-hukum vampir, sebagaimana seperti pengadilan vampir. Jadi Clan disini hanya menegakkan dan memberi hukuman bila ada vampir yang melanggar hukumnya. Aro mengumpulkan vampir-vampir yang berbakat untuk dijadikan sebagai pengawal Volterra termasuk aku yang dimintanya. Aku sekarang mengerti semua ini.
Hai, Bree!” seru draco tiba-tiba muncul di depanku dari kejauhan.
“Emmm, yeah..” Aku membalasnya dengan senyumanku.
“Kau sangat suka disini ya? Kau sudah jelas semuanya sekarang, kan?” tanya draco padaku.
“Ya, bisa dibilang begitu. Aku mengerti semuanya sekarang.” Balasku pada padanya.
“Kau tahu, semuanya sekarang bangga denganmu.” Kata draco bahagia.
“Yah, dia tadi tersenyum ramah padaku. Aku senang evilyz tidak membeciku seperti saat peperangan itu.” Jawabku sambil membritahunya.
“Kau memang cerdas, Bree.” Puja draco. Kata-kata itu seperti yang diucapkan Decta ketika kita pertama kali keluar dari basement berdua. Aku masih ingat itu.
Seketika itu aku dan draco kembali ke menara. Aku memulai seperti hari-hari sebelumnya untuk menetap di Voltera dan menjadi bagian dari mereka. evilyz yang sudah seperti kakak perempuanku. Renata, Chelsea,Corin, Felix, Demetri, Afton, Heidi, Santiago seperti saudara-saudara yang sangat baik kepadaku. Aro, Marcus, Caius.mereka sudah seperti ayahku. Serta draco, yang sekarang sudah menjadi pasanganku. Forever love dalam hidupku. Dan rasanya Rasanya aku juga harus berterima kasih kepada the reicth clan, terutama Carlo. Dia sudah meminta pada volterra untuk memberiku kesempatan kedua. Tak tahu bagaimana caranya yang pasti Carlo dan perempuan yang bersamanya saat itu sangat baik sekali, dia bakal mengurusku kalau aku dibebaskan dari Volterra, tapi Aro berkehendak lain. Dia memilih mengambil aku untuk menjadikan anggotanya. Sekarang inilah hidupku yang baru dengan bakatku memanipulasi kekuatan.
THE END
created  by
V  evilyz drace

0 comments:

Posting Komentar

About this blog

Mengenai Saya

Foto saya
move on last life. more better. NO CYNIC NO LIFE ! I’m not beauty . Caring, only if I like you. I Would Use My Last Breat if you want me to stay, just hold my hand, if you're won't me.just leave me now.and don't waste my time

the public enemy